Cari Blog Ini


SELAMAT DATANG

Di Blog BanyaXs D'gaNk.......
Blog'nya para PhaZgeL ZKL

Minggu, 24 April 2011

Kualifikasi Piala Dunia 2014 : Indonesia Bertemu Turkmenistan

Tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia akan kembali menghadapi Turkmenistan, namun kali ini dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia. Beberapa waktu lalu timnas Indonesia sempat bertemu dengan Turkmenistan dalam ajang Pra Kualifikasi Olimpiade 2012, kala itu tim yang bertanding harus menurunkan pemain-pemain yang berusia di bawah 23 tahun. Dalam ajang Pra Kualifikasi Olimpiade 2012, Indonesia dua kali dikalahkan Turkmenistan, masing-masing 1-3 di Palembang dan 0-1 ketika berlaga di Turkmenistan.
Mengaca dari hasil timnas U-23 ketika menghadapi Turkmenistan, selisih peringkat Indonesia yang sedikit lebih baik daripada Turkmenistan tidak bisa menjadi acuan. Hasil yang diperoleh timnas U-23 pun juga tidak bisa menjadi patokan karena jelas yang bertanding nanti akan jauh berbeda sebab dalam kualifikasi Piala Dunia batas usia tidak diwajibkan.
Timnas senior Indonesia bisa jadi akan jauh berbeda pada bulan Juli nanti, kalau proses naturalisasi beberapa pemain selesai sebelum pertandingan pertama Indonesia melawan Turkmenistan, kemungkinan wajah-wajah pemain Indonesia akan didominasi oleh wajah-wajah ‘bule’. Sebut saja Jhon van Beukering dan Sergio Van Dijk yang kabarnya sedang menunggu proses naturalisasi, atau kuartet asal Belanda yang sempat akan dimainkan di tim U-23, Diego Michiels, Ruben Wuarbanaran, Stefano Lilipaly serta Joey Suk. Seandainya saja beberapa pemain diatas batal dinaturalisasi, masih ada pemain keturunan lainnya seperti Irfan Bachdim, Kim Kurniawan serta pemain naturalisasi asal Uruguay, Christian Gonzales.
Meski kemungkinan didominasi oleh para pemain keturunan serta naturalisasi, pemain-pemain lokal lain seperti Ahmad Bustomi, Okto Maniani serta top skor Liga Super Indonesia sementara Boas Salossa juga tidak boleh dilupakan. Pemain-pemain yang lahir dan besar di Indonesia tersebut tetap harus memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke timnas sepakbola Indonesia bersama pemain-pemain naturalisasi dan keturunan lainnya. Timnas “gado-gado” ini diyakini akan semakin memperkuat timnas Indonesia.
Turkmenistan sendiri juga tidak bisa dianggap remeh. Beberapa pemain timnas senior mereka ada yang merumput di klub-klub besar, baik di Asia maupun Eropa. Sebut saja Vyacheslav Krendelyov yang bermain di Liga Rusia, Artur Gevorkyan bermain di Liga Uzbekistan, dan kiper Maksatmyrat Samyradow yang bermain di Liga Iran. Belum lagi punggawa timnas U-23 Turkmenistan yang berhasil mengalahkan timnas U-23 Indonesia seperti Ruslan Mingazov (Skonto Riga, Latvia), Aleksandr Boliyan serta Arslanmyrat Amanov.
Pertandingan Indonesia melawan Turkmenistan akan dilakoni dengan sistem home and away (kandang-tandang). Pertandingan pertama akan berlangsung di Turkmenistan pada tanggal 23 Juli 2011, lima hari kemudian atau tepatnya pada tanggal 28 Juli 2011 giliran Indonesia yang akan menjamu timnas sepakbola Turkmenistan. Bertanding tandang terlebih dahulu sedikit menguntungkan Indonesia, mengingat pada pertandingan pertama ini kedua tim masih akan melakukan penjajakan kekuatan, barulah pada pertandingan kedua Indonesia bisa memaksimalkan dukungan rakyat Indonesia yang pasti akan mendukung timnas Indonesia di stadion.
Dalam laga kualifikasi zona Asia ini, Indonesia langsung masuk ke putaran kedua kualifikasi bersama 22 negara lainnya ditambah delapan negara yang lolos dari putaran pertama kualifikasi. Apabila Indonesia mampu mengalahkan Turkmenistan, maka timnas Indonesia akan bertarung di babak grup putaran ketiga kualifikasi zona Asia bersama lima tim unggulan (Jepang, Korea Selatan, Australia, Korea Utara dan Bahrain) serta negara-negara pemenang babak kedua kualifikasi lainnya.
Babak ketiga kualifikasi akan dibagi menjadi 5 grup, masing masing diisi oleh empat negara. Juara dan runner up masing-masing grup di putaran ketiga kualifikasi akan masuk ke putaran akhir kualifikasi zona Asia yang akan dibagi menjadi dua grup, masing-masing diisi oleh lima negara. Empat negara akan lolos ke Piala Dunia 2014, dua tim peringkat ketiga akan menjalani babak play off. Berikut jadwal lengkap kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia ;
(Putaran Pertama, 29 Juni dan 3 Juli 2011)
Malaysia v China Taipei
Bangladesh v Pakistan
Kamboja v Laos
Sri Lanka v Filipina
Afghanistan v Palestina
Vietnam v Makau
Nepal v Timor Leste
Mongolia v Myanmar
(Putaran Kedua, 23 Juli dan 28 Juli 2011)
Thailand v Afghanistan/Palestina
Lebanon v Bangladesh/Pakistan
China v Kamboja/Laos
Turkmenistan v Indonesia
Kuwait v Sri Lanka/Filipina
Oman v Mongolia/Myanmar
Saudi Arabia v Hong Kong
Iran v Maladewa
Syria v Tajikistan
Qatar v Vietnam or Makau
Iraq v Yaman
Singapura v Malaysia/China Taipei
Uzbekistan v Kyrgyzstan
UAE v India
Yordania v Nepal/Timor Leste
Putaran Ketiga
2, 6 September, 11 Oktober, 11 November, 15 November 2011 dan 29 Februari 2012
Putaran Keempat
3, 8, 12 Juni, 11 September, 16 Oktober, 14 November 2012, 26 Maret, 4, 11, 18 Juni 2013
Putaran Kelima (AFC playoff)
6 September dan 10 September 2013
Round 6 (Inter-continental playoff)
15 Oktober dan 19 November 2013 (jadwal dikonfirmasikan dengan FIFA)
Posted In: Featured, Sepakbola Nasional | Tags: , , ,

Senin, 11 April 2011

Pertaruhan Masa Depan


Senin, 11 April 2011 16:51 wib
SEPAKBOLA di negeri kita, secara resmi, diatur oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI merupakan sebuah lembaga yang mewadahi dan mengeksekusi seluruh aspirasi masyarakat sepakbola Indonesia. Namun, bagaimana jadinya bila yang terjadi adalah hal sebaliknya?

Para oknum kalangan elit yang berada di PSSI malah memanfaatkan wadah olahraga tersebut untuk kepentingan pribadinya. Aspirasi masyarakat tidak digubriskan sama sekali. Padahal, bila mereka tidak memperhatikan aspirasi dari masyarakat, untuk apa mereka tetap memangku jabatan-jabatan strategis di sana? Ini merupakan pertanyaan yang menyangkut substansi keberadaan mereka di PSSI.

Ketika konfederasi sepak bola internasional, FIFA, mengambil alih PSSI, hal itu merupakan kebijakan yang tepat. Pecinta sepakbola di Indonesia sudah tidak tahan dengan keadaan sepakbola saat ini. Minim prestasi dan terlalu tebang pilih dalam perekrutan pemain tim nasional. PSSI diambil alih oleh konfederasi yang bernama asli Federation Internationale de Footbal Association ini dikarenakan kepemimpinan Nurdin Halid dan kawan-kawan yang dianggap sudah tidak kompeten lagi.

Gelar Piala AFF 2010 yang sudah di depan mata harus hilang seketika. Hal ini diduga adanya politisasi dari beberapa oknum pejabat PSSI yang ingin mengambil momentum kejayaan tim nasional untuk peningkatan citra. Rakyat Indonesia tidak membutuhkan pencitraan yang berlebihan dari pihak-pihak tertentu. Yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia adalah sesuatu yang bisa dibanggakan dan bisa meningkatkan prestise mereka sebagai Bangsa Indonesia.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh FIFA adalah membentuk komisi normalisasi PSSI. Komisi normalisasi ini dibentuk untuk menjalankan beberapa mandat, yaitu penyelenggaraan Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI, meraih Liga Primer Indonesia (LPI) untuk berada di bawah kontrol PSSI atau malah menghentikannya sama sekali, dan menjalankan tugas keseharian dari PSSI.

Terlepas dari kompetensi yang sudah teruji di bidang persepakbolaan di Indonesia, komisi normalisasi tetap memiliki beban tanggung jawab yang besar. Pembenahan yang akan dilakukan oleh komisi normalisasi ini sangat diharapkan berjalan dengan efektif.  Waktu yang singkat dengan hasil yang besar. Sudah saatnya sepakbola Indonesia bergerak ke arah yang lebih positif. Komisi normalisasi PSSI adalah pertaruhan masa depan sepakbola Indonesia.

Sabtu, 02 April 2011

PSSI Berharap FIFA Tak Jatuhkan Sanksi



Headline
Nurdin Halid - inilah.com/Wirasatria
Oleh:
Bola - Sabtu, 2 April 2011 | 20:05 WIB
INILAH.COM, Jakarta – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) masih menunggu keputusan Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) terkait dengan kekisruhan pada Kongres Pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding di Pekanbaru, Riau, 26 Maret lalu.
Kendati demikian, PSSI tetap tidak mengharapkan otoritas sepakbola dunia langsung memberikan putusan yang merugikan persepakbolaan nasional, misalnya menjatuhkan sanksi atau skorsing.
"Saya cinta Indonesia, saya mencintai PSSI, dan karena itu saya tidak menginginkan Indonesia atau PSSI dikenai sanksi oleh FIFA," ungkap Nurdin Halid, Sabtu (2/4/2011) di Jakarta.
Nurdin Halid menegaskan bahwa dirinya masih tetap sebagai ketua umum PSSI periode 2007-2011, walau pemerintah melalui Menegpora Andi Alifian Malarangeng tidak lagi mengakui PSSI di bawah kepemimpinannya. Mantan manajer PSM Makassar dan Pelita Jaya itu menyatakan, karena PSSI adalah anggota FIFA dan bahkan sudah meratifikasi Statuta FIFA dengan Statuta PSSI, maka PSSI memperoleh dukungan penuh dari FIFA dari intervensi apa pun. Karenanya, tekanan dari pemerintah akan mengundang hukuman dari FIFA. Namun, Nurdin Halid tetap tidak menginginkan hal itu terjadi.
FIFA baru-baru ini menjatuhkan sanksi kepada Bosnia-Heraegovina karena tidak mau mengadopsi Statuta FIFA. Kepengurusan baru asosiasi sepakbola negara itu memberikan jabatan ketua kepada tiga orang, sementara Statuta FIFA mewajibkan jabatan ketua diberikan kepada satu orang saja.
"Kami sudah memberikan laporan tertulis kepada FIFA tentang apa yang terjadi pada Kongres untuk pembentukasn Komite Permilihan dan Komite Banding Pemilihan di Pekanbaru itu. Kami yakin FIFA akan membuat keputusan, karena FIFA tak menginginkan kewenangannya terganggu," jelas Nurdin Halid, yang pada Munas PSSI 2003 mengungguli Sumaryoto dan Jacob Nuwa Wea dalam pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2003-2007.
PSSI semula menjadwalkan Kongres pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-2015 pada 29 April mendatang. Sesuai dengan mekanisme yang ditentukan FIFA sebelumnya, untuk itu dilakukan lebih dulu Kongres untuk pembetntukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemillihan, pada 26 Maret lalu di Pekanbaru, Riau. Namun, agenda Kongres di Pekanbaru tidak mulus dilakukan karena kekisruihan yang terjadi di Hotel Premiera, arena Kongres.
PSSI baru pertama kalinya menggelar dua kongres terkait pembentukan kepengurusan baru periode 2011-2015, yakni Kongres untuk pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan, kemudian Kongres Pemilihan Exco. Ini sejalan dengan instruksi FIFA. Sebagaimana diketahui, yang berhak memberikan suaranya pada kedua kongres diatas adalah perwakilan yang syah dari anggota PSSI yang memiliki hak suara sesuai Statuta PSSI.
Menyusul kekisruhan yang terjadi dari arena Kongres PSSI untuk pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan di Pekanbaru, FIFA memang belum memutuskan sikapnya atas pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding oleh pihak-pihak yang menyatakan sebagai pemilik mayoritas suara sah, yang melanjutkan kelangsungan kongres tersebut tanpa dukungan pengurus PSSI.
Menurut Nurdin, Pengprov PSSI dan klub-klub anggota PSSI saat ini masih menunggu otoritasi PSSI sebagai induk organisasi sepakbola yang diakui FIFA. Mereka sangat menyayangkan adanya intervensi dari pemerntah yang membekukan PSSI. Di sisi lain, Pengprov dan klub-klub juga menyesalkan klaim adanya dukungan mereka terhadap pihak yang melaksamakan kongres lanjutan di Pekanbaru.
Mereka mempertanyakan keabsahan klaim adanya mayoritas hak suara yang diklaim Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) yang melanjutkan kongres di Pekanbaru itu.
Sejumlah pihak di luar KPPN itu menyatakan tidak benar jika dikatakan bahwa pemilik hak suara yang sah yang menggelar kongres lanjutan di Pekanbaru berjumlah 78 seperti ramai diberitakan. Dari verifikasi yang dilakukan, jumlah pemilik hak suara hanya berjumlah 52, yang terdiri dari suara Pengprov, klub Liga Super, Divisi Utama, Divisi I, Divisi II, dan Divisi III. Namun, dari 52 pemilik suara itu, hanya 42 suara yang benar-benar sah sebagai perwakilan Pengprov, Liga Super, Divisi Utama, Divisi I, Divisi II dan Divisi III. [*/nic]
Dapatkan berita populer pilihan Anda gratis setiap pagi disini atau akses mobile langsung http://m.inilah.com via ponsel dan Blackberry !
Berita Lainnya